DUMAI – Riau Development Institute (RDI) lembaga riset dan konsultan merilis survei terkait Pilkada Dumai 2024. Dari survei itu, akan ada hasil yang mengejutkan pada Pilkada mendatang.
Dari survei yang telah dilakukan, Direktur Eksekutif RDI Bambang Hermanto menemukan hal menarik untuk Pilwako Dumai. Dikatakannya, meski tidak berbeda jauh dengan trend yang terjadi di Pekanbaru, pemilih di Dumai lebih cair dan mudah mengalihkan dukungan.
Menurutnya, pergerakan dukungan masyarakat begitu signifikan, baik sebelum maupun setelah penetapan pasangan calon.
“Kami melakukan tiga kali survei sebelum, setelah kampanye berlangsung dan di akhir-akhir masa kampanye. Arah dukungan publik di Dumai terus berubah-ubah, baik sebelum dan setelah penetapan paslon,” ujar Bambang.
Ia menyebut, angkanya bergerak dinamis, bahkan setelah tiga minggu masa kampanye, terjadi perubahan dukungan untuk semua paslon. Menurutnya, di lapangan jumlah swing votter masih lebar dan belum mengerucut.
Jika pada survey awal, kata Bambang, arah dukungan didominasi oleh Paisal dan Ferdiansyah, dikarenakan dua nama ini gencar melakukan sosialisasi dari awal. Sedangkan Eddy A Mohd Yatim yang muncul belakangan, menjadi “kuda hitam”.
Menariknya, setelah ketiga pasangan calon dipastikan ikut berlayar dalam Pilkada Dumai, pergerakan dukungan terus mengalami perubahan.
Survei yang dilakukan RDI pada 12-18 Oktober 2024, pergerakan dukungan semakin terasa. Pasangan Paisal-Sugiyarto masih menempati posisi teratas 40,2 persen, diikuti dengan pasangan Ferdiansyah-Soeparto diangka 16,2 persen, sedangkan pasangan Eddy A Mohd Yatim-Almainis 15,0 persen. Dengan jumlah swing voter dan mereka yang belum menentukan pilihan sebanyak 28,6 persen.
Kemudian pihaknya kembali melakukan survei pada awal November setelah debat perdana. Dari survei itu kembali terjadi pergeseran dukungan yang signifikan.
Pasangan Paisal-Sugiyarto masih berada di posisi teratas dengan 32,6 persen. Artinya, ada peralihan dukungan dari pemilih terhadap pasangan ini.
Menariknya, posisi pasangan Eddy A Mohd Yatim-Almainis memperoleh dukungan 28,2 persen menyalip posisi pasangan Ferdiansyah-Soeparto dengan 21,8 persen. Sementara jumlah swing voter atau mereka yang belum menentukan pilihan masih tinggi, yakni 17,4 persen.
“Karena itu, kami tidak berani memprediksi hasil Pilwako Dumai. Sebab semakin ke ujung, selisih antar paslon semakin tipis. Bahkan paslon Eddy Yatim-Almainis yang semula kurang diperhitungkan, setelah gencar melakukan sosialisasi hingga akhir masa kampanye dan usai debat publik, progresnya semakin terus bergerak,” katanya.
Bahkan dirinya menilai, pada penutupan masa kampanye, dengan pola canvasing menurunkan tim direct selling ke rumah-rumah dan blusukan ke pasar serta pusat keramaian, makin memberi branding pasangan ini.
Malahan pada survei awal November, posisinya sudah mulai mengejar dan menempati urutan dua dengan selisih angka yang tidak begitu besar, hanya berkisar 4,4 persen dengan posisi di atas. Sementara swing voter masih tersisa 17,4 persen lagi mendekati hari pemilihan.
“Jika trend ini terus terjadi, menjelang hari pencoblosan yang tinggal beberapa hari lagi, bukan tidak mungkin pasangan Eddy A Mohd Yatim-Almainis bakal menjadi kkuda hitam dan keluar sebagai pemenang pada Pilkada Dumai,” pungkasnya.
Admin